buat bahan renungan nih ya..
Manusia berawal dari satu ketiadaan, lalu terlahir, tumbuh, tua, dan kembali menjadi tiada. Jadi manusia pada hakikatnya tiada.Ia ibaratnya angka nol ( 0 ).
Angka satu menunjukkan eksistensi Tuhan yang satu. Satu adalah asal dari segala angka. Dua adalah satu sebanyak dua (1 x 2). Tiga adalah satu sebanyak tiga (1 x 3). Yang asli hanyalah satu.
Sekarang mari kita jajar angka nol. Tiga nol, seratus nol, satu kilometer agka nol, nilainya tetap nol juga. Nol tak punya makna. Ia adalah kehampaan. Tapi mari kita coba jajar angka nol di belakang angka satu. Satu nol menjadi angka sepuluh (10). Enam angka nol menjadi sejuta (1000000). Seratus angka nol menjadi...? Anda bisa menghitungnya sendiri. Maknanya apa?
Hidup kita sesungguhnya tak punya maknajika kita mengorientasikan segala perbuatan kita selain Allah. Untuk jabatan, kekuasaan, gelar, wanita atau pria yang kita cintai atau apa pun selain Allah. Karena itu semua adalah kenihilan dan kepalsuan.
Bukankah segala sesuatu selain Allah ada nol? Mulanya tiada dan suatu saat akan kembali menjadi tiada. Hidup kita hanya akan punya makna jika kita mengorientasikan segala perbuatan kita hanya untuk mengabdi kepada Allah, Zat yang satu. Kita belajar untuk Allah. Kita berkata "tidak" pada kekuasan zalim bukan untuk merebut kekuasaan itu sendiri tapi untuk sepenuhnya membela kebenaran tuhan. Kita bekerja ikhlas karena Allah. Semua berasal dari Allah dan akan kita kembalikan kepada Allah. Bukankah Allah telah mengajarkan kalimat yang sangat indah kepada kita?
"katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata. Tuhan sekalian alam."
sumber:buku
edited hilman
No comments:
Post a Comment